Notifikasi
General
Advertisement
Billboard Ads

Pemilu 2024: Antara Gebrakan dan Kritik Pahit Program Pendidikan

 


Jakarta, Represif.com - Gagasan dan janji program pendidikan dari tiga pasangan calon capres dan cawapres menjadi sorotan sejumlah pengamat pendidikan. Meskipun terdengar ambisius dan menggoda, sebagian dari mereka menyebutnya mirip iklan bombastis yang mengawang di udara. Dalam pandangan mereka, kebijakan pendidikan seharusnya bersifat berkelanjutan dan melanjutkan apa yang telah ada, bukan menciptakan kekosongan yang meragukan.

Salah satu program yang mendapat sorotan tajam adalah janji pasangan Prabowo-Gibran untuk memberikan makan siang dan susu gratis kepada puluhan juta anak. Menurut Mohammad Abduzen, pemerhati pendidikan, program ini terlalu mengawang dan jauh dari amanat undang-undang. Ia juga mempertanyakan sumber anggaran dan memilah asumsi bahwa makan gratis akan meningkatkan kualitas pendidikan.

Janji Anies-Muhaimin untuk menggratiskan sekolah negeri dan swasta juga mendapat sorotan. Pengamat pendidikan, Mohammad Abduzen, menyoroti bahwa meskipun sekolah swasta tanggung jawab negara, penyelenggaraan negara belum sepenuhnya bisa membiayai. Ia menilai perlu langkah-langkah bertahap untuk memberi kesempatan pada semua masyarakat.

Satu Sarjana di Satu Keluarga Miskin: Ganjar-Mahfud
Program ambisius yang diusung oleh pasangan Ganjar-Mahfud, yakni satu keluarga miskin, satu sarjana, juga mendapatkan kritik. Menurut pengamat pendidikan Itje Chodidjah, meyakinkan keluarga kelas bawah untuk menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi tidaklah mudah. Selain itu, risiko ketidakadilan di keluarga menengah yang terjepit di antara kaya dan miskin juga menjadi pertimbangan.

Mohammad Abduzen menyoroti kebutuhan untuk "merendahkan biaya pendidikan" sebagai solusi yang lebih realistis. Ia menekankan bahwa banyak anak berbakat yang tidak berani mengejar mimpi mereka karena biaya pendidikan yang tinggi. Dalam konteks ini, perlunya solusi yang lebih menyeluruh untuk memastikan setiap lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari program pendidikan.

Program pendidikan dari tiga pasangan calon capres dan cawapres mendapatkan perhatian dan kritik yang signifikan dari pengamat pendidikan. Meskipun ide-ide tersebut terdengar menggoda, tantangan terkait dengan sumber daya dan implementasi yang efektif perlu diatasi. Sejauh mana program-program ini dapat diwujudkan dan memberikan dampak positif bagi pendidikan Indonesia akan terus menjadi sorotan dalam perjalanan kampanye dan masa depan negara ini.

Posting Komentar
Billboard Ads
Billboard Ads
Billboard Ads
Kembali ke atas