Billboard Ads

Penyiksaan Warga Terjadi di Puncak, Papua, Klaim dan Kontroversi

 


Sebuah insiden yang mencemaskan telah terjadi di Distrik Omukia, Puncak, Papua, memunculkan klaim dan kontroversi terkait dugaan penyiksaan terhadap warga sipil. Peristiwa ini melibatkan klaim dari militer, tuduhan terhadap milisi pro-kemerdekaan, serta dugaan pelanggaran HAM yang serius.

Pada 3 Februari, Komandan Satgas Yonif 300/Braja Wijaya, Letkol Afri Swandi Ritonga, mengklaim bahwa pasukannya terlibat dalam kontak tembak dengan kelompok yang diduga milisi pro-kemerdekaan di Distrik Omukia. Klaim ini diikuti dengan penangkapan tiga laki-laki Papua yang diduga terlibat dalam kelompok tersebut.

Namun, klaim tersebut dibantah oleh beberapa pihak, termasuk kelompok advokasi dan Juru Bicara TPNPB. Mereka menyatakan bahwa tidak ada bukti yang mendukung klaim militer tersebut.

Kemudian, pada bulan Maret, muncul video yang menunjukkan tindakan penyiksaan yang kejam terhadap salah satu dari tiga orang yang ditangkap, yaitu Defianus Kogoya. Video tersebut menampilkan sejumlah orang, termasuk anggota yang diduga dari pasukan militer, melakukan penyiksaan terhadap Defianus.

Mayjen Izak kemudian meminta maaf atas kejadian tersebut dan menyatakan bahwa korban telah dibawa ke fasilitas medis untuk perawatan setelah penyiksaan. Namun, gambar-gambar yang muncul kemudian menunjukkan kondisi fisik yang sangat buruk dari korban.

Tuduhan bahwa korban adalah anggota TPNPB juga tidak terbukti, dan pihak kepolisian tidak melanjutkan proses hukum terhadapnya. Mereka dilepaskan dalam kondisi yang sangat terluka.

Keseluruhan peristiwa ini menyoroti pentingnya penyelidikan independen dan transparan atas tuduhan pelanggaran HAM dan penyiksaan dalam situasi konflik seperti yang terjadi di Puncak. Masyarakat sipil dan pemerintah diminta untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk memastikan perlindungan hak asasi manusia dan keadilan bagi semua warga Papua.

Read Also
Share
Like this article? Invite your friends to read :D