Notifikasi
General
Advertisement
Billboard Ads

Menguak Pelemahan Rupiah, Misteri Global dan Tantangan Lokal

 


Jakarta, Represif.com - Dalam beberapa minggu terakhir, mata uang Indonesia, rupiah (IDR), terus mengalami pelemahan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (USD), mencapai angka hampir Rp16.000 per USD. Berbagai pertanyaan pun muncul dari berbagai pihak, mencari tahu penyebab utama di balik pelemahan ini.

Menurut Pierre Pratama, seorang Pengamat Ekonomi, faktor eksternal dan ketidakpastian politik menjadi pemicu utama dari pelemahan tersebut. Pratama menyatakan kekhawatirannya terhadap penurunan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di Amerika Serikat pada Kuartal keempat. "Kalau hasilnya lebih buruk dari perkiraan, tentu akan memicu bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve memangkas suku bunga," kata Pierre.

Namun, hasil yang lebih baik dari perkiraan pada laporan PDB tersebut membuat pasar meragukan potensi pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, menyebabkan aliran modal keluar dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Langkah Bank Rakyat Tiongkok yang memangkas rasio persyaratan cadangan untuk bank juga memberikan tekanan tambahan pada rupiah. Kebijakan serupa juga diambil Bank Sentral Jepang, yang akhirnya menyebabkan capital outflow dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Di dalam negeri, realisasi investasi Indonesia pada Kuartal 4 tahun 2023 mencapai angka positif, tumbuh 16,2% secara year on year. Namun, ketidakpastian politik yang meningkat menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) membuat para investor cenderung menunggu kepastian politik sebelum melakukan investasi, mengakibatkan penundaan keputusan investasi.

"Pelemahan rupiah terkait kondisi politik yang tidak stabil jelang pemilu tahun ini, sehingga menciptakan kekhawatiran di kalangan investor. Akhirnya, para investor hanya memantau dan menunggu hasil, tentunya juga kepastian untuk menentukan kemana arah investasi mereka," ujar Pierre.

Meskipun pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa langkah strategis, seperti intervensi pasar dan penyesuaian suku bunga untuk menarik investasi asing, serta menerapkan kebijakan fiskal dan ekonomi makro untuk meningkatkan investasi, mendorong ekspor, dan membatasi impor, Pierre menekankan perlunya kerjasama internasional dan diplomasi ekonomi untuk membuka akses pasar ekspor dan investasi.

Stabilitas politik dalam negeri dan keamanan juga menjadi kunci dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif. Selain itu, pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia juga perlu diperhatikan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dengan mengambil langkah-langkah ini secara komprehensif dan terintegrasi, diharapkan pemerintah dapat segera mengatasi pelemahan rupiah dan memperkuat perekonomian baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Semua pihak diharapkan turut serta dalam memantau perkembangan ekonomi dan kebijakan pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

Posting Komentar
Billboard Ads
Billboard Ads
Billboard Ads
Kembali ke atas