Billboard Ads

Kontroversi Jersey Timnas, Pelajaran Berharga dan Tanggapan Kritik

 


Sebuah kehebohan besar telah melanda skena sepak bola nasional, namun bukan karena performa Timnas yang biasanya menjadi pusat perhatian. Kali ini, sorotan jatuh pada kontroversi seputar desain dan tanggapan terhadap jersey Timnas yang baru diluncurkan.

Biasanya, keributan di dunia sepak bola nasional kita terkait dengan performa Timnas yang kadang menyedihkan, kadang memicu protes, atau mengecewakan para penggemar. Namun, kali ini situasinya berbeda. Meskipun performa Timnas sedang menjanjikan, keributan malah muncul dari masalah yang melekat pada jersey para pemain.

Pada bulan Agustus 2023, PSSI melakukan tender untuk mencari sponsor baru untuk Timnas, termasuk untuk jersey yang akan dipakai pemain. Secara mengejutkan, perusahaan fast fashion, Erigo, yang tidak memiliki pengalaman di bidang olahraga, terpilih sebagai sponsor jersey Timnas. Desain jersey yang diluncurkan dengan fashion show, pertama kali dilakukan di Indonesia, namun hasilnya tidak sesuai dengan harapan banyak orang.

Desain jersey yang menjadi pusat perdebatan ini mencuatkan berbagai kritik dari masyarakat. Namun, yang menjadi masalah sebenarnya bukanlah desain itu sendiri, melainkan bagaimana tanggapan dari pihak terkait, terutama dari founder Makna, Ernanda Putra. Tanggapannya yang defensif dan agresif terhadap kritik hanya memperburuk situasi.

Kritik terhadap desain seharusnya dihadapi dengan sikap terbuka dan transparan. Namun, respons yang defensif dan merendahkan dari Ernanda justru memperbesar masalah. Hal ini menunjukkan pentingnya mengambil masukan dengan hati terbuka dan berusaha untuk memperbaiki kesalahan.

Tidak hanya itu, reaksi publik terhadap tanggapan yang tidak tepat juga memainkan peran penting dalam penyelesaian masalah. Reaksi yang defensif dan agresif dari pihak terkait hanya memperkeruh suasana dan memperburuk citra. Sebaliknya, sikap yang transparan, humble, dan konstruktif dapat membantu meredakan ketegangan dan memperbaiki citra.

Dari kasus ini, ada beberapa pelajaran berharga yang bisa dipetik. Pertama, desain dan selera adalah hal subjektif, sehingga kritik harus diterima dengan sikap terbuka. Kedua, penting untuk menghindari reaksi yang defensif dan agresif terhadap kritik, dan lebih baik fokus pada solusi dan perbaikan. Ketiga, reaksi publik terhadap tanggapan yang tidak tepat juga memainkan peran penting dalam penyelesaian masalah.

Dengan memperhatikan pelajaran dari kasus ini, semoga kita bisa menghindari masalah serupa di masa depan dan menjadi lebih baik dalam menangani situasi yang kontroversial.

Read Also
Share
Like this article? Invite your friends to read :D