Billboard Ads

Warga di Papua Trauma, Ketidakpastian Akibat Konflik Bersenjata

 


Sebuah cerita haru dan menyentuh datang dari seorang pemuda Papua, Anom (nama samaran), yang lahir dan dibesarkan di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak. Sejak konflik bersenjata melanda daerahnya sejak tahun 2019, Anom dan ribuan warga lainnya terpaksa meninggalkan tanah kelahirannya demi keselamatan mereka.

Meski Anom berada di luar Papua, dia tetap terhubung dengan situasi di tanah kelahirannya melalui informasi yang dia terima melalui berbagai sumber. Melalui percakapannya dengan BBC Indonesia, Anom mengungkapkan perasaannya yang campur aduk atas keadaan yang dihadapi oleh warga Papua, khususnya di daerah konflik seperti Puncak.

Sejak kepergiannya dari Puncak, Anom secara rutin menerima berbagai laporan tentang kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di daerahnya. Cerita kekerasan yang didengarnya dari kerabat yang menjadi korban, termasuk kasus penyiksaan terhadap pamannya, telah menambah beban emosional yang dia rasakan.

Anom menyatakan bahwa kekerasan terhadap warga sipil Papua sudah menjadi hal yang biasa baginya, tetapi bukan berarti hal tersebut tidak mempengaruhi psikologisnya. Sebagai seorang anak Papua yang merantau, dia merasa terpukul melihat perbedaan perlakuan antara Papua dengan tempat merantau lainnya. Perasaan malu dan isolasi pun mulai menyelinap dalam pikirannya.

“Saya lihat video kekerasan dan realitas di Papua, saya bertanya kenapa keadaannya tidak sebanding dengan yang saya rasakan di tempat merantau. Seperti neraka dan surga. Di sini saya berinteraksi dengan kawan-kawan dari luar Papua, masyarakat saya jadi korban tapi saya justru merasa malu,” ujar Anom dengan lirih.

Anom juga mengungkapkan pertanyaan yang mengganggu pikirannya, apakah dia harus tetap tinggal di tempat yang tidak memahami atau tidak memperhatikan penderitaan yang dialaminya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut mencerminkan kompleksitas situasi yang dihadapi oleh banyak warga Papua, termasuk tantangan identitas, hak asasi manusia, dan pertanyaan moral yang muncul ketika dihadapkan dengan ketidakadilan yang sistematis.

Cerita Anom menyoroti pentingnya untuk terus mendengarkan dan memperhatikan pengalaman dan aspirasi masyarakat Papua, serta upaya yang harus dilakukan untuk mengakhiri konflik bersenjata dan memastikan perlindungan hak asasi manusia di wilayah tersebut.

Read Also
Share
Like this article? Invite your friends to read :D